Wednesday, April 15, 2020

Class Energizer


Class Energizer, Inspirasi Semangat dari Seorang Tokoh

Nugroho Wibowo, M.Pd/SMK Negeri 1 Saptosari Gunungkidul


A.  Pendahuluan
Proses pembelajaran dikelas terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu: kegiatan awal, kegiatan, inti dan kegiatan akhir. Ketiga kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan berurutan dalam membentuk kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Seorang guru dituntut untuk mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan baik agar apa yang direncanakan dalam tujuan pembelajaran tercapai. Secara garis besar kegiatan awal yang berdurasi sekitar 10 sampai dengan 30 menit bertujuan untuk mengkondisikan kelas untuk siap melaksanakan proses pembelajaran. Kegiatan inti pembelajaran merupakan kegiatan yang utama dalam proses pembelajaran atau lebih tepatnya dalam kegiatan inti terdapat proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Dalam kegiatan ini terjadi proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram, dalam kurun waktu kegiatan inti hendaknya guru melibatkan siswa sebanyak mungkin, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat langsung, dan memenuhi kebutuhan siswa baik indivisual maupun kelompok. Durasi waktu kegiatan inti mempunyai waktu yang terpanjang tergantung jumlah jam pembelajaranya, jika diprosentase sekitar 75 % dari waktu total jam pembelajaran.
Tahapan yang ketiga adalah kegiatan akhir, kegiatan ini dalam proses pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pembelajaran, tetapi terdapat hal yang lebih utama yaitu bagaimana mengetahui penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru dalam kegiatan akhir ini adalah bersama siswa menyimpulkan materi yang diajarkan, dan untuk mengetahui pemahaman siswa guru dapat memberikan tes, baik lisan maupun tertulis, langkah akhir dari tahap ini adalah menginformasikan tentang perencanaan kegiatan dipertemuan selanjutnya.
Ketiga kegiatan di atas merupakan suatu kesatuan yang utuh dimana setiap tahapan harus direncanakan dan saling mendukung, hubungan antar kegiatan ketiganya sebaiknya tidak terputus dan mempunyai daya kesinambungan yang erat. Kemudian timbul suatu pertanyaan bagaimana jika hubungan antar ketiga kegiatan tersebut tidak maksimal, semisal kegiatan awal tidak berjalan dengan baik dikarenakan guru tidak bisa membuat suasana kelas mendukung proses pembelajaran akibat dari guru tidak menerangkan manfaat yang didapatkan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan. Tentu saja bisa ditebak proses pembelajaran yang terjadi di kelas tersebut akan berjalan seadanya, siswa akan acuh terhadap materi yang diberikan karena menganggap materi tersebut tidak berarti baginya.  Kasus-kasus yang lain semisal psikis guru yang dalam keadaan yang terbebani untuk menyelesaikan masalah pribadi juga dapat mengakibatkan kegiatan awal menjadi kurang baik, suasana kelas menjadi tegang terbawa oleh kondisi guru dan siswa tidak dapat berkembang belajar sesuai dengan materi yang diajarkan.
Permasalahan pada kegiatan awal di atas banyak terjadi dalam dunia pendidikan kita dan mengakibatkan dua kegiatan yaitu kegiatan inti dan akhir pembelajaran menjadi hampa dan berjalan seadanya tidak sesuai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam tulisan ini akan dibahas bagaimana membuat kegiatan awal dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan menarik dengan memberikan class energizer berupa inspirasi pembangkit semangat dari seorang tokoh yang diidolakan. 
Class energizer dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru dalam rangka menyemangati kelas agar lebih giat dan semangat. Menurut Yuli Fajar Susetyo (2012), Energizer adalah salah satu aktifitas yang bertujuan untuk menciptakan energi positif, hubungan pasti, dan kesiapan siswa dalam belajar. Kegiatan dapat berupa aktifitas fisik, aktifitas mental maupun aktifitas sosial yang menjadi simulasi awal untuk membangun keceriaan, interaksi, dan kesiapan belajar. Pengalaman terbaik yang penulis lakukan adalah bersama siswa dalam kelas menentukan suatu tokoh idola yang kemudian dipelajari biografi dan perjalanan hidupnya kemudian diambil kesimpulan apa yang menarik dari tokoh tersebut dan hal-hal apa saja yang dapat menjadi inspirasi kepada orang lain, dalam hal ini tokoh-tokoh yang diambil adalah tokoh-tokoh dalam bidang teknologi sesuai dengan latar belakang sekolah yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

B.  Best Practice/Pengalaman terbaik yang dilakukan
Usia 16 sampai 18 tahun atau usia anak SMA/SMK/MA termasuk dalam kategori tahap remaja akhir dalam tahapan perkembangan seorang peserta didik, dalam tahap itu ranah afektif yang mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai masih labil. Mereka sering kali terlihat emosi dalam menghadapi setiap persoalan seperti contoh terjadi pergolakan sikap ketika tidak menyukai aturan yang dibuat oleh orang disekitarnya, mereka akan lebih frontal dan berani melawan atau berontak dengan apa yang tidak disukainya. Pada tahap ini mereka memerlukan pendamping yang bisa mengayomi segala bentuk pemikiranya, orang-orang yang berada disekitarnya seperti orang tua, guru dan teman seyogyanya memberikan peran kepada mereka untuk berperan dalam suatu kegiatan. Terkadang mereka juga harus diberikan peluang untuk menentukan pengambilan keputusan penanganan sebuah masalah karena hal tersebut akan membantu seorang anak dalam proses perkembangannya. Hal tersebut sejalan dengan Rita Eka Izzaty, et.al, (2007) pada masa ini individu dihadapkan dengan penemuan siapa mereka, bagaimana mereka nantinya, dan kemana mereka menuju dalam kehidupanya, anak remaja dihadapkan dengan banyak peran baru dan status orang dewasa.
Peran tokoh atau orang-orang disekitarnya sangatlah diperlukan sebagai referensi mereka dalam berfikir dan mengelola permasalahan yang mereka hadapi, oleh karena itu penulis ingin memberikan pengalaman kepada siswa dengan cara mempelajari biografi tokoh-tokoh ilmuan yang berpengaruh terhadap dunia sebagai usaha penambahan wawasan dalam pembentukan kepribadian dan pola berfikir siswa. Proses pemberian wawasan yang dilakukan sesuai dengan alur pada gambar di bawah ini.



Kegiatan terdiri dari tiga tahapan yaitu: Tentukan, Literasi dan Lakukan atau TLL, penjelasan tahapan pada kegiatan tersebut terurai di bawah ini:
1.      Tentukan
Tahap pertama yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah menyusun kelompok didalam kelas yang berisi 5-6 orang anggota sehingga didapatkan dalam kelas sebanyak 6 kelompok. Penyusunan kelompok dapat dilakukan oleh guru berdasarkan nilai yang diperoleh dengan pedoman setiap kelompok beranggotakan anggota dengan nilai yang merata. Setelah terbentuk kelompok kemudian kelompok di bantu guru menentukan tokoh inspirasi yang mereka akan pelajari melalui buku atau internet. Sesuai kesepakatan tokoh-tokoh yang diambil adalah ilmuan dalam bidang teknologi, dan hasil diskusi mengerucut kepada enam tokoh yaitu: Thomas Alfa Edison, Georg Simon Ohm, B.J. Habibie, Nikolaus August Otto, Henry Ford dan Rudolf Diesel. Setelah selesai penentuan tokoh inspirasi dilakukan langkah yang kedua yaitu literasi atau menggali lebih jauh tentang biografi tokoh idolanya.
2.      Literasi
Literasi sebagai tahapan yang kedua dilakukan dalam kelompok kecil, anggota kelompok secara aktif mencari biografi tokoh inspirasinya melalui buku, majalah dan halaman internet. Mereka berdiskusi menentukan foto tokoh, perjalanan hidup, kata-kata motivasi/inspirasi yang ada pada tokoh yang dipilih. Waktu penyelesaian kegiatan ini sekitar satu minggu, setelah selesai mereka akan berdiskusi dengan guru pembimbing dan menentukan foto dan kalimat motivasi/inspirasi yang dipilih untuk di cetak dan ditempel didalam kelas. Pada akhir tahapan ini kelompok juga akan berbagi tugas pada waktu pemberian class energizer di awal pembelajaran, mereka menentukan siapa yang bertugas sebagai moderator, motivator dan pemasang foto dan kalimat inspirasi tokoh idolanya.
3.      Lakukan
Tahapan yang terakhir yaitu lakukan, pada tahap ini kelompok maju di depan kelas memberikan motivasi dan kata-kata inspirasi hasil dari diskusi yang mereka lakukan sebelumnya mereka juga membawa cetakan banner dan kalimat inspirasi yang mereka pilih dan selanjutnya akan mereka tempel didalam kelas. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok yang maju waktu sekitar 15 menit di awal pembelajaran sebelum materi pelajaran diberikan kepada siswa. Motivator memberikan motivasi tentang perjalanan hidup tokoh yang dipelajarinya dan dihubungkan dengan tugas mereka selaku peserta didik, guru diakhir motivasi memberikn kesimpulan terhadap bahan yang disampaikan kelompok yang maju. Setiap minggu kelompok yang maju sebanyak satu kelompok dan kegiatan ini akan berakhir dengan waktu enam minggu. Selanjutnya kelompok memasang foto dan banner kata-kata motivasi/inspirasi dikelas mereka dengan maksud agar senantiasa dapat dilihat setiap saat sebagai bahan litersi di kelas tersebut.

C. Hasil yang didapatkan
Referensi yang penulis gunakan adalah prinsip brainstorming dalam buku Total Quality Management karya Edward Sallis (2007) didalam buku itu disebutkan bahwa brainstorming dapat meningkatkan kreatifitas dan mengembangkan ide-ide atau isu-isu yang cepat. Cara yang dilakukan adalah memberi kesempatan 10-15 menit bagi seluruh anggota kelompok untuk mencurahkan ide/pendapat. Dalam buku lain yaitu Rahasia Sukses Menjadi Motivator Siswa karya Yuli Fajar Susetyo (2011) disebutkan bahwa guru sebaiknya bisa mengembangkan kegiatan energizer dikelasnya agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Dari hasil wawancara siswa kepada tiga siswa yaitu Suef Risal, Bekti Agung Pangestu dan Ari Prasetyo didapatkan data bahwa mereka senang terhadap metode yang dilakukan karena dapat menambah ilmu dan wawasan dari tokoh yang mereka baca, mereka juga menambahkan bahwa metode tersebut dapat melatih keberanian untuk menceritakan apa yang telah mereka pelajari. Selanjutnya mereka merasa bahwa metode TLL ini membuat anggota kelompok menjadi lebih aktif karena mempunyai peran sendiri-sendiri dalam kelompoknya. Perubahan yang dirasakan guru selaku penulis terdapat pada sisi keberanian dan kreatifitas terhadap apa yang akan mereka sampaikan di depan kelas, setiap minggu selalu ada kalimat-kalimat inspiratif yang berbeda berasal dari seorang tokoh idolanya. Guru berharap siswa terus dapat mengembangkan kegiatan ini tidak terbatas pada tokoh-tokoh di bidang teknologi tetapi juga pada tokoh yang lain agar senantiasa menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kepribadian siswa.

D.  Kesimpulan
1.   Metode Tentukan, Literasi, dan Lakukan (TLL) merupakan sebuah class energizer yaitu aktifitas yang bertujuan untuk menciptakan energi positif hubungan pasti dan kesiapan siswa dalam belajar dikelas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
2. Metode Tentukan, Literasi, dan Lakukan (TLL) merupakan metode yang menyenangkan, dapat meningkatkan wawasan, kemampuan berkomunikasi dan kreatifitas siswa.
3.    Faktor pendukung yang dirasakan dalam penerapan kegiatan ini adalah antusias siswa dalam mengerjakan tugas dan terdapat tema motivasi/inspirasi yang berbeda-beda dalam setiap minggu.
4.   Faktor penghambat dalam kegiatan ini adalah kurangnya waktu penyelesaian tugas oleh siswa karena hanya dilakukan satu minggu, sebaiknya penugasan dilakukan kurang lebih dua minggu dalam setiap kelompok.






Daftar Pustaka

Sallis E. (2011). Total Quality Management in Education, Yogyakarta: IRCiSoD.
Rita E. I., et.al,. (2007), Buku Pegangan Kuliah Perkembangan Peserta Didik, http://staff.uny.ac.id. (Diakses 15 April 2020).
Yuli Fajar Susetyo (2011). Rahasia Sukses Menjadi Motivator Siswa, Yogyakarta: Pinus Book Publiser.

No comments:

Post a Comment

Posisi Car Lift

 Posisi Car Lift ketika Mengangkat Kendaraan saat di Servis Tahukah anda apa fungsi Car Lift? Car lift adalah alat pengangkat khusus kendara...