Friday, March 27, 2020

Kiken Yochi Meeting (KYM)


 Kiken Yochi Meeting (KYM)

Penilaian dan evaluasi pelaksanaan K3 dilaksanakan dengan tujuan untuk mengmbil langkah-langkah penanganan bahaya dan antisipasinya. Penilaian dan evaluasi dilaksanakan oleh pimpinan dengan jangka waku yang tetap/ dilakukan secara periodik. Periode waktu yang dilakukan sebaiknya seminggu sekali. Hasil penilaian dan evaluasi digunakan untuk memperkenalkan prosedur yang aman untuk meyakinkan para pekerja sehat dan aman termasuk :membeli polis asuransi untuk keamanan, melatih para pegawai, mengadakan pemutaran jadwal kerja, dan langkah khusus pencegahan pada bahan kimia dan proses kerja yang berbahaya.
Pada pelatihan yang penulis dapatkan, di ADM nama kegiatan penilian dan evaluasi dinamakan Kiken Yochi Meeting (KYM) yang dapat diartikan sebagai kegiatan/aktifitas untuk menduga bahaya yang kemungkinan ada. Kegiatan ini dilakukan dalam jangka waktu seminggu sekali dengn durasi waktu 30 menit, kegiatan ini dilakukan dalam satu grup kerja untuk menduga potensi bahaya di lingkup kerjanya masing-masing dengan tujuan agar bahaya dapat diatasi secara mandiri. Manfaat yang diperoleh adalah untuk membatasi jumlah kecelakaan yang terjadi, dan menjadikan kebiasaan yang pada akhirnya akan menjadi budaya kerja yang baik.
Setelah dilakukan KYM secara rutin maka akan terdapat 5 level/kategori kemampuan pekerja dalam menduga bahaya dan cara mengatasinya sebagai upaya pelaksanaan pencegahan kecelakaan kerja. Level tersebut adalah:
a.  Level 0
Orang yang tidak mengenali bahaya sama sekali
b.  Level 1
Orang yang mengenali bahaya tapi tidak tahu cara mengatasinya
c.  Level 2
Orang mengenali bahaya tapi lupa cara mengatasi bahaya tersebut
 d.      Level 3
Orang mengenali bahaya, tahu cara mengatasinya dan ingat cara mengatasinya tetapi tidak mau menangani bahaya tersebut
e.       Level 4
Orang yang mengenali bahaya, tahu cara mengatasinya dan mau mengatasi bahaya tersebut.
Level yang diharapkan dalam kegiatan KYM adalah orang dengan kategori level 4 yaitu orang yang mengenali bahaya, tahu cara mengatasinya dan mau mengatasi bahaya tersebut. Setelah terdapat data yang tepat terhadap orang yang bekerja di lokasi kerja tersebut tentang level KYM maka kemudian dijadikan dasar oleh pimpinan atau kepala bengkel dalam pembimbingan dan pelatihan tentang K3.

Identifikasi Bahaya dengan A, B, C, D, E, F


 IDENTIFIKASI BAHAYA DI BENGKEL DENGAN HURUF
Bahaya secara umum dapat diidentifikasi, proses identifikasi tersebut dimaksudkan untuk pencegahan terjadinya kecelakaan kerja. Identifikasi bahaya dapat dilakukan oleh teknisi yang sudah mengetahui keadaan atau proses berjalanya pekerjaan di tempat kerja, semisal disekolahan proses identifikasi dapat dilakukan oleh teknisi bengkel atau kepala laboratorium. Dalam proses identifikasi bahaya penulis merujuk terhadap hasil pendidikan dan latihan yang didapatkan di PT. Astra Daihatsu Motor, perusahaan tersebut mengidentifikasi bahaya menjadi 6 kelompok yaitu kategori: A, B, C, D, E, F. Keenam kategori tersebut terurai di bawah ini:

 a.         Apparatus (A): terjepit, terlilit.

Keadaan bahaya tersebut dapat kita identifikasi dengan:

1)  Memastikan tekanan angin pada saluran udara tidak tersisa, jika ada sisa maka segera buang sisa udara tersebut, hal tersebut dilakukan agar selang komprsor tidak melilit pekerja.

2)  Memastikan benda yang berputar terlindung sehingga terdapat batas untuk pekerja.

b.      Big Henry (B): tertimpa

Keadaan bahaya ini dapat diidentifikasi dengan:

1)        Mengecek alat pengangkat berfungsi normal

2)        Perhatikan saklar utama/tombol penggerak alat pembawa

3)        Adanya pembatas yang jelas ketika alat pembawa berjalan

c.       Car (C): tertabrak kendaraan

Keadaan ini dapat diidentifikasi dan dicegah dengan cara:

1) Ketika mengendarai kendaraan, sopir hendaknya memperhatikan ujung kendaraan

2)   Pengendara juga harus mengetahui kapasitas muatan

3)   Pengendara harus berkoordinasi dengan orang lain yang berada disekitarnya

d.      Drop (D): Jatuh dari ketinggian

Jatuh dari ketinggian dapat dicegah dengan jalan:

1)      Cek fungsi alat yang digunakan untuk naik (tangga, lift, dsb)

2)      Perhatikan tanda/rambu-rambu bahaya

3)      Perhatikan posisi tangga ketika naik atau turun

4)      Selalu berpegangan pada hand rail ketika naik dan turun

e.       Elektric (E): tersengat listrik/tersengat setrum

Keadaan tersengat listrik dapat dihindari dengan:

1) Pastikan saluran listrik aman, tidak ada yang rusak khususnya pada sambungan

2)   Pastikan alat pengaman/sekring bekerja dengan baik

3)   Pastikan area kelistrikan tidak basah

f.       Fire (F): Api dan panas

Bahaya yang ditimbulkan oleh api atau panas dapat dihindari dengan :

1)  Pastikan jangka waktu gas pemadam kebakaran /APAR sesuai dengan    jangka wakrunnya/tidak kadaluarsa

2)   Lakukan pemeriksaan APAR secara teratur

3)   Lakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur kerja yang benar

Langkah identifikasi yang perlu dilakukan adalah pemberian rambu-rambu dalam rangka menginformasikan atau memberi tahu kepada orang yang berda disekitar bengkel tentang adanya bahaya disekitarnya. Rambu –rambu tersebut dipasang di area kerja yang kemungkinan terdapat bahaya, warna tanda rambu mempunyai arti/makna tersendiri, makna tersebut diuraikan dibawah ini:

1)  Warna Merah : rambu yang menunjukkan tanda larangan

2)  Warna Biru : rambu yang menunjukkan perintah/wajib mentaati perintah yang ada

3)  Warna Kuning : perintah untuk berhati-hati

4)  Warna Hijau : hal yang diperbolehkan

Contoh rambu yang menunjukkan keempat warna tersebut seperti pada gambar di bawah ini.


Posisi Car Lift

 Posisi Car Lift ketika Mengangkat Kendaraan saat di Servis Tahukah anda apa fungsi Car Lift? Car lift adalah alat pengangkat khusus kendara...