Menjaga Mutu untuk Wujudkan Merdeka Belajar
Nugroho Wibowo, M.Pd. *)
*) Guru SMK Negeri 1 Saptosari
Terhitung mulai tanggal dua Maret 2020 di Indonesia telah terdeteksi adanya
Coronavirus disease (Covid-19),
sebuah virus yang mengakibatkan infeksi saluran nafas pada
manusia. Sudah setahun
kita rasakan dampak yang ditimbulkan virus tersebut, tidak hanya pada bidang
kesehatan virus yang berawal dari kota Wuhan itu juga berakibat pada bidang
ekonomi, industri, sosial, politik, olahraga dan tentu saja bidang pendidikan.
Kebijakan pemerintah Indonesia untuk
menekan dampak virus corona pada bidang pendidikan dengan menghilangkan
kegiatan pembelajaran langsung dan menggantinya dengan pembelajaran jarak jauh
atau belajar dari rumah (BDR), kebijakan tersebut diambil sebagai upaya
menghadirkan pendidikan yang merupakan salah satu hak bagi anak. Gerakan
“Merdeka Belajar” semakin nyata dibutuhkan di masa pandemi ini, sekolah sudah
seharusnya berupaya mengimplementasikan gerakan tersebut dengan menjaga mutu pembelajaran,
langkah-langkah yang bisa dilakukan antara lain:
Susun kurikulum
yang bermanfaat
Mendikbud melalui Surat Edaran Nomor 3
Tahun 2020 mendorong para guru untuk tidak menyelesaikan semua materi dalam
kurikulum pada masa pandemi ini, artinya guru tidak hanya mengejar target
kurikulum saja, melainkan juga harus membekali siswa akan kemampuan hidup yang
sarat dengan nilai-nilai penguatan karakter. Berbekal kebijakan di atas sekolah
sebaiknya menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa,
berfokus pada kompetensi esensial dan kompetensi prasayarat untuk pembelajaran
di tingkat selanjutnya. Penguatan karakter juga harus diperhatikan dalam
penentuan kompetensi-kompetensi yang akan diselesaikan siswa, lakukanlah
pembelajaran yang sarat akan pembentukan sikap dan kecakapan hidup dalam rangka
pembentukan manusia yang siap bersaing di masa yang datang.
Asesmen
diagnostik
Perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) diperlukan
untuk menjadikan sekolah lebih bermutu. Sekolah sebaiknya melakukan asesmen
diagnostik, asesmen dilakukan secara berkala disemua kelas untuk mendiagnosis
kondisi kognitif dan non-kognitif siswa selama melakukan pembelajaran jarak
jauh, asesmen digunakan untuk mencari data terkait capaian belajar siswa, aspek
psikologis, kondisi emosional dan kondisi lingkungan. Dalam masa pandemi ini
sebaiknya sekolah mempunyai data sederhana tentang aspek-aspek asesmen
diantaranya: prosentase siswa dalam mengikuti BDR, tingkat pencapaian nilai
siswa, masukan tentang kualitas pembelajaran, permasalahan siswa selama BDR dan
kondisi lingkungan siswa. Data data tersebut selanjutnya diambil secara
periodik dua kali dalam satu semester kemudian ditindaklanjuti oleh sekolah
untuk penentuan sistem pembelajaran yang dipakai.
Lakukan inovasi
pembelajaran
Mengelola
pembelajaran di masa pandemi Covid-19 tidaklah mudah, selain melakukan adaptasi kurikulum,
guru juga bekerja keras untuk menjangkau dan memastikan semua siswa dapat
belajar dengan baik. Satu hal yang tidak boleh dilupakan, seorang guru juga harus melakukan upaya untuk
meningkatkan partisipasi orang tua dalam proses pembelajaran jarak jauh. Upaya
memastikan materi dapat dikuasai siswa tanpa bertatap muka merupakan
permasalahan tersendiri, seorang guru perlu
berinovasi dan berkreasi sehingga pengajaran tidak membosankan serta sesuai
dengan kebutuhan siswa. Sekolah sebaiknya melakukan gerakan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran melalui membuka seluas-luasnya bagi guru
untuk berinovasi dalam pembelajaran dan tidak tertutup kemungkinan
menyelenggarakan lomba inovasi pembelajaran di masa pandemi sebagai wujud
apresiasi terhadap guru.
Komunikasi
dengan orangtua
Terjadi perbedaan pola komunikasi sekolah dengan orangtua akibat pandemi,
sebelum pandemi orangtua berkomunikasi langsung ke sekolah untuk mengetahui
perkembangan anaknya, tetapi menjadi berbeda di masa sekarang, komunikasi
dilakukan melalui gawai sehingga mengurangi nilai informasi yang diberikan.
Peningkatan peran orangtua dalam BDR terjadi karena siswa melakukan pembelajaran
di rumah, orangtua menjadi guru dalam proses pembelajaran yang terjadi.
Menyikapi hal di atas sekolah melalui guru harus dapat menyampaikan pesan
secara efektif baik pada proses pembelajaran maupun proses komunikasi terkait
hasil belajar dan unsur lain sehingga meminimalisir terjadinya permasalahan
siswa.
Sebagai pesan dari tulisan ini, mari kita wujudkan “Merdeka Belajar” yang
bermutu demi pendidikan Indonesia yang lebih baik.